Client merupakan sembarang sistem atau proses yang melakukan suatu permintaan data atau layanan
ke server sedangkan server ialah, sistem atau proses yang menyediakan data atau layanan yang
diminta oleh client.
Client-Server adalah pembagian kerja antara server dan client yg mengakses server dalam suatu
jaringan. Jadi arsitektur client-server adalah desain sebuah aplikasi terdiri dari client dan server yang
saling berkomunikasi ketika mengakses server dalam suatu jaringan.
Sistem client server didefinisikan sebagai sistem terdistribusi, tetapi ada beberapa perbedaan
karakteristik yaitu :
1. Servis (layanan)
2. Sharing resources (sumber daya)
3. Asymmetrical protocol (protokol yang tidak simetris )
4. Transparansi lokasi
5. Mix-and- Match
6. Pesan berbasiskan komunikasi
7. Pemisahan interface dan implementasi
Perbedaan Tipe Client-Server
1. File Servers
· File server vendors mengklaim bahwa mereka pertama menemukan istilah client-server.
· Untuk sharing file melalui jaringan
2. Database Servers
· Client mengirimkan SQL requests sebagai pesan pada database server,selanjutnya hasil perintah
SQL dikembalikan.
· Server menggunakan kekuatan proses yang diinginkan untuk menemukan data yang diminta dan
kemudian semua record dikembalikan pada client.
3. Transaction Servers (Transaksi Server)
· Client meminta remote procedures yang terletak pada server dengan sebuah SQL database engine.
· Remote procedures ini mengeksekusi sebuah grup dari SQL statement
· Hanya satu permintaan / jawaban yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi
4. Groupsware Servers
· Dikenal sebagai Computer-supported cooperative working
· Manajemen semi-struktur informasi seperti teks, image, , bulletin boards dan aliaran kerja
· Data diatur sebagai dokumen
5. Object Application Servers
· Aplikasi client/server ditulis sebagai satu set objek komunikasi
· Client objects berkomunikasi dengan server objects melalui Object Request Broker (ORB)
· Client meminta sebuah method pada remote object
6. Web Application Servers (Aplikasi Web Servers)
· World Wide Web adalah aplikasi client server yang pertama yang digunakan untuk web.
· Client dan servers berkomunikasi menggunakan RPC seperti protokol yang disebut HTTP.
2. Tipe-tipe Jaringan Peer to peer
Dalam jaringan peer-to- peer tidak ada server khusus atau hierarki diantara komputer-komputer yang
saling terhubung, semua komputer berstatus sama dan dikenal sebagai peer. Komputer-komputer yang
terdapat dalam jaringan peer-to- peer dapat bertindak sebagai server dan juga dapat bertindak sebagai
client. Pada jenis jaringan ini juga tidak memiliki administrator yang bertanggung jawab terhadap
seluruh jaringan. Masing-masing user bertindak sebagai administrator pada komputer yang
digunakannya, user pada masing-masing komputer dapat menentukan data yang diperbolehkan untuk
diakses oleh user dari komputer lain.
Jaringan peer-to- peer memiliki beberapa keuntungan, diantaranya:
Mudah di-install dan di-konfigurasi
Masing-masing komputer tidak tergantung pada server khusus
User-user dapat mengontrol resource yang hendak mereka bagikan pada user lain
Jenis jaringan peer-to- peer relatif lebih murah dibandingkan dengan jenis client-server
Jenis jaringan ini akan efektif dengan jumlah pengguna yang kurang dari 10.
Tetapi, jenis jaringan peer-to- peer juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah:
Anda hanya dapat menggunakan beberapa password terhadap beberapa resource pada satu saat
User mungkin akan mengingat beberapa password terhadap beberapa resource
User harus melakukan proses backup pada masing-masing komputer untuk melindungi data yang
tersimpan pada masing-masing komputer.
Performance komputer yang memiliki resource akan menurun ketika resource tersebut di-akses oleh
beberapa user
Mekanisme penyimpanan data tidak terpusat pada satu komputer, karena lokasi data tersebar
dimasing-masing komputer.
3. Arsitektur Jaringan Client Server
Model-model Client Server
1. Client/Server (two tier)
Two Tier Client Server - Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada
client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak client dan
sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan.
Model Two-tier terdiri dari tiga komponen yang disusun menjadi dua lapisan : client (yang meminta
serice) dan server (yang menyediakan service). Tiga komponen tersebut yaitu :
1. User Interface(Client). Adalah antar muka program aplikasi yang berhadapan dan digunakan
langsung oleh user.
2. Manajemen Proses(Jaringan).
3. Database(Server). Model ini memisahkan peranan user interface dan database dengan jelas,
sehingga terbentuk dua lapisan.
2. Three-Tier / Multi-Tier
Three Tier Client Server - Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab
keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga
lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini masing-
masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
Layanan presentasi (tingkat client)
Layanan bisnis (tingkat menengah)
Layanan data (tingkat sumber data)
Kelebihan arsitektur Three Tier :
Segala sesuatu mengenai database terinstalasikan pada sisi server, begitu pula dengan
pengkonfigurasiannya. Hal ini membuat harga yang harus dibayar lebih kecil.
Apabila terjadi kesalahan pada salah satu lapisan tidak akan menyebabkan lapisan lain ikut salah.
Perubahan pada salah satu lapisan tidak perlu menginstalasi ulang pada lapisan yang lainnya dalam
hal ini sisi server ataupun sisi client.
Keamanan dibelakang firewall.Transfer informasi antara web server dan server database optimal.
Komunikasi antara system-sistem tidak harus didasarkan pada standart internet, tetapi dapat
menggunakan protocol komunikasi yang lebvih cepat dan berada pada tingkat yang lebih rendah.
Penggunaan middleware mendukung efisiensi query database dalam SQL di pakai untuk menangani
pengambilan informasi dari database.
Kekurangan arsitekture Three Tier :
Lebih susah untuk merancang
Lebih susah untuk mengatur
Lebih mahal
3. Aplikasi N-tier
Aplikasi N-Tier - Stored procedure ternyata tidak mencukupi untuk sistem dimana database disimpan
pada lebih dari satu server, karena bisa jadi terdapat client yang tidak dapat mengakses procedure
tersebut. Mungkin Anda bertanya, apa perlunya menyimpan database lebih dari satu server? Tentu
saja Anda juga menginginkan perusahaan yang menggunakan aplikasi Anda dapat berkembang,
bukan? Penggunaan lebih dari satu database sangat memungkinkan saat sebuah perusahaan telah
memiliki divisi yang cukup besar dimana harus memiliki database tersendiri. Dalam kasus
penggunaan lebih dari satu server database, Anda perlu mengimplementasikan strategi development
yang berbeda, pendekatan yang baik adalah dengan menggunakan model n-tier. Huruf “n” pada n-tier
menunjukkan variabel numerik yang dapat berisi angka sebanyak apapun, misalnya 3-tier, 4-tier dan
seterusnya. Karena itu sebuah aplikasi n-tier memiliki 3 atau lebih tingkatan logical, umumnya
aplikasi n-tier saat ini menggunakan 3-tier.
Keuntungan Dan Kerugian n-tier
Diantara keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari arsitektur n-tier (atau 3-tier pada
umumnya), yang terutama adalah:
1. Kemudahan perubahan business logic di masa yang akan dating
2. Business logic yang mudah diimplementasi dan dipelihara
3. Aplikasi client dapat mengakses berbagai tipe DBMS yang berbeda-beda secara transparan.
4. Interaksi Jaringan Client Server dan DBMS
Interaksi antara client dan server selama pemrosesan query SQL adalah sebagai berikut :
1. Client melakukan parsing query pemakai dan memecahnya ke dalam sejumlah query independent
untuk setiap tempat. Setiap query terseut dikirim ke server yang sesuai.
2. Setiap server memproses query lokal dan mengirim relasi hasil ke client.
3. Client mengkombinasikan hasil sub query dari query asal yang dikirim.
0 on: "Prinsip Kerja Client Server"