Search This Blog

RameRame. Theme images by Storman. Powered by Blogger.

Cara Membuat Voucher Hotspot di Mikhmon Server

 Mikhmon adalah aplikasi berbasis web untuk mempermudah pengelolaan hotspot MikroTik, tanpa menggunakan radius server. Penjelasan lengkap te...

KEPRIBADIAN NABI MUAMMAD SAW. DAN RISALAH ISLAM


BAB I
PENDAHULUAN
            Segala puji bagi Allaah, Dzat Yang tidak serupa dengan apapun dan siapapun. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Baginda Agung Nabi Besar Muhammad Shallallaahu ‘Alayhi Wasallam, keluarga, sahabat, serta orang-orang yang mengikutinya sampai hari kiamat.
            Nabi Muhammad adalah terakhir yang diturunkan oleh Allah di Bumi. Sejak kecil Beliau dibekali dengan akhlak terpuji dan dibersihkan dari akhlak-akhlak yang tercela. Nabi Muhammad juga membawa dan menyebarkan agama yang diridhai    Allah. Yaitu agama islam. Namun dalam menyebarkan agama tersebut  Nabi dihalui berbagai rintangan. Kegigihan dan kesabaran Rosul yang menjadi senjata utama dalam penyebarannya. Nabi Muhammad dakwah secara perlahan dari mulai secara sembunyi-sembunyi selama beberapa tahun. Dilanjutkan secara terang-terangan. Nabi berdakwah dengan lemah lembut. Tidak memakai segala cara yang justru menimbulkan perpecahan. Beliau memang pantas menjadi Suri tauladan yang baik.


 BAB II
PEMBAHASAN

A.      Nabi Muhammad juga Manusia
Dengan segala kemuliaan, kesucian, dan keagungannya itu, Nabi Muhammad SAW tetaplah manusia biasa. Allah menegaskan hal ini dalam beberapa ayat Al-Quran.
“Katakanlah, “Mahasuci Tuhanku, bukankah aku ini hanyalah manusia yang menjadi rasul?” (Q.S Al-Isra’ ayat 93)
Katakanlah, “Sesungguhnya aku ini menusia sepertimu, yang diwahyukan kepadaku, “Sungguh Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa.” (Q.S Al-Kahfi ayat 18)
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelummu.” (Q.S Al-Anbiya’ ayat 21)
Sisi kemanusiaan Nabi tampak jelas dari kata-kata, tindakan, sikap, dan perilaku. Bahkan terlihat pula dari kebiasaan yang sepele seperti buang hajat. Ketika dua orang yang berselisih menghadap, beliau mengingatkan bahwa keputusannya atas fakta pengaduan, yang mungkin saja salah. Nabi SAW bersabda, “Aku hanyalah manusia biasa. Jika kalian mengadukan perselisihan kepadaku, mungkin sebagian lebih kuat hujjahnya dari yang lain, sehingga aku memutuskan berdasarkan apa yang kudengar. Jika keputusanku ternyata merampas hak saudaranya yang lain (tidak sesuai kenyataan), jangan kalian ambil, karena itu berarti aku memberi sepotong api neraka kepadanya. Pernah suatu ketika seorang badui hendak menemui Nabi SAW. Namun saat melihat wibawa beliau, ia ketakutan sehingga beliau bersabda, “jangan takut. Aku hanyalah putera seorang perempuan yang makan (daging) dendeng di Makkah. Rasulullah serta para Nabi dan Rasul sebelumnya adalah manusia biasa, yang makan, minum, tidur, capek, berjalan di pasar, lapar, dan haus. Seperti manusia lain, beliau juga sakit, tetapi bukan sakit yang merusak citra kenabian, seperti lepra atau kusta. Ketika sakit, Nabi SAW berobat seraya memohon kesembuhan kepada Allah dengan obat-obatan yang umum digunakan orang Arab maupun non-Arab.  Pernah beliau berbekam setelah mencicipi makanan yang dibubuhi racun oleh orang Yahudi di Khaibar. Untuk menajamkan pandangan, beliau bercelak. Nabi SAW juga mengalami lupa. Pernah ketika melaksanakan sholat wajib empat rokaat (entah dhuhur atau ashar),Nabi ternyata menunaikan shalat itu dengan jumlah raka”at yang berlebih yaitu lima rokaat. Para sahabat bingung yang sholat berjamaah bingung. Kemudian setelah usai ada seorang sahabat yang bertanya kepada Nabi: “Wahai Rosulullah, apakah memang ditambah rakaat dalam shalat itu?” Nabi balik bertanya “ apa yang terjadi?” mereka menjawab, “sesungguhnya aku hanyalah manusia biasa, aku dapat lupa, sebagimana kamu semua dapat lupa. Maka jika aku lupa, ingatkanlah aku”. Nabi SAW juga merasakan sedih dan gembira, tertekan, dan lega, sumpek dan lapang, marah dan gelisah, letih dan lelah, kedinginan dan kepanasan, dan tak luput dari bahaya. Beliau pernah terjatuh dari tunggangan hingga terluka, pernah dihantam musuh di perang Uhud hingga pahanya terkoyak dan giginya pecah, pernah dilempari batu oleh sejumlah pemuda dan orang tak tahu diri dari Thaif. Beliau juga kerap diancam. Nabi SAW juga pernah disihir orang Yahudi, Labid Ibnu Al-a’sham sehingga beliau tertegun seakan-akan hendak melakukan sesuatu yang tidak ingin beliau lakukan sampai akhirnya Allah menyembuhkan beliau. Jibril turun membawa dua surah perlindungan, al-Falaq dan an-Nas, serta membacakan mantera : “Dengan nama Allah aku melindungimu dari mantera ini dari segala sesuatu yang mengganggumu; dari kejahatan orang yang dengki dan dari kejahatan mata (‘ayn). Allah menyembuhkanmu.” Masalah inii dibahas lebih jelas oleh pakar bidang ini dengan segala pro dan kontranya. Bukti lain bahwa Nabi benar-benar manusia biasa adalah beliau pernah salah ketika berpendapat tentang urusan dunia. Misalnya ketika melihat orang Madinah sedang melakukan penyerbukan kurma, beliau menyarankan sebaiknya jangan. Tapi, ketika saran beliau diikuti, mereka mengalami gagal panen. Ketika soal itu dilaporkan, Nabi SAW berujar, “Aku hanyalah manusia. Jika aku memerintahkan sesuatu tentang agama, ikutilah. Tetapi jika aku memerintahkan sesuatu yang berasal dari pendapatku, sebenarnya aku hanaya seorang manusia. Kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian.” (HR Muslim). Ketika berunding untuk mempersiapkan perang Badar, Nabi SAW menyarankan agar pasukan muslim mengambil posisi di tempat yang jauh dari sumur. Namun, Hubab Ibn al-Mundzir mengusulkan pindah ke tempat yang lebih dekat dengan sumur, dan beliau menerima usulannya. Itulah sifat-sifat manusia Nabi SAW yang sama sekali tidak menodai citra kenabian dan tidak mengganggu tugas kerasulannya. Tak hanya sekali beliau menegaskan agar kaum muslimin tidak menempatkannya melebihi kedudukannya, yaitu sebagai manusia biasa yang mendapat wahyu darii Allah, “Jangan puji aku seperti Isa Bin Maryam. Cukup katakan: Hamba Allah dan Rasulnya.” (HR Al-Bukhari). Nabi SAW juga tidak suka para sahabat berdiri dan memberi hormat kepadanya.” (HR Daud). Suatu ketika, di khutbah terakhirnya, Nabi SAW mengingatkan kaum mukmin agar tidak bersujud di kuburannya. Beberapa jam sebelum wafat, beliau berkata tegas, “Ingat, orang sebelum kalian suka menjadikan kuburan nabi dan orang saleh sebagai masjid. Maka kuingatkan pada kalian, jangan kalian jadikan kuburan sebagai masjid. Sungguh itu dilarang atas kalian.” (Sirah Ibn Hisyam). Rasulullah SAW juga bersabda, “Ya Allah, jangan jadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah. Sungguh murka Allah atas suatu kaum yang menjadikan kuburan Nabi mereka sebagai masjid.” (Sirah Ibn Hisyam.
B.       Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Pemimpin
Nabi dan Rosul
Kata Nabi berasal dari kata naba’a yang berarti pemberitahuan yang besar faedahnya. Nabi dalam istilah Islam adalah manusia yang dipilih Allah untuk menerima wahyu-Nya. Nabi dalam pengertian ini sama dengan pengertian rosul. Ada beberapa pendapat yang mengemukakan, bahwa antara nabi dan rosul itu berbeda, Nabi mendapatkan wahyu dan tidak wajib menyampaikannya, sedangkan rosul mendapatkan wahyu dan wajib menyampaikannya kepada umat. Pendapat lain ialah nabi itu tidak  membawa syari’at baru sedang rosul membawa syari’at baru. Dalam Al-Qur’an menggunakan kata nabi dan rosul untuk orang yang sama dan kadang-kadang menggunakan kata nabi dan rosul itu sekaligus. Kata nabi digunakan hanya khusus ditujukan kepada manusia pilihan Allah swt. sedang rosul ditujukan Allah untuk utusan lainnya, seperti malaikat.
Nabi Muhammad tidak hanya bertugas menyampaikan risalah, ilahi, tetapi juga kewajiban untuk menyampaikan bimbingan dan contoh teladan bagi umat manusia. Oleh karena itulah, mengapa rosul yang dipilih Allah adalah seorang manusia.
Fungsi malaikat hanya menyampaikan berita dari Allah kepada para rosul. Sedangkan penyampaian ajaran kepada manusia dan untuk melakukan pembangunan sistem nilai ilahi ditengah kehidupan manusia, mesti manusia juga. Dalam menyampaikan wahyu Allah, seorang menggunakan bahasa kaumnya sebagai media komunikasi agar mudah di pahami dan dipatuhi.
Muhammad adalah rahmat untuk alam semesta
Tugas Nabi Muhammad adalah menyampaikan cinta kasih untuk alam semesta. Wujud dari rahmat untuk alam semesta bahwa peraturan-peraturan yang diajarkan Nabi Muhammad tidak hanya diperuntukan untuk mengatur dan memberi kebahagiaan pada bangsanya saja (bangsa Arab) tapi untuk seluruh umat manusia.
Muhammad sebagai Suri Tauladan yang baik
Sebelum menjadi Nabi, Muhammad sudah dikenal dengan julukan Al-Amin (dipercaya). Setelah mendapat wahyu dari Allah, dia sendiri yang pertama melaksanakan ajaran itu, kemudian barulah disampaikan kepada orang lain. Kehidupan dan pribadi Muhammad yang baik itu dijadikan oleh Allah sebagai pola kehidupan yang baik dan patut ditiru oleh manusia. Berpola pada ibadah yang baik di contohkannya. Fakta sejarah menjadi bukti kebenarannya, antara lain:
a) Dimalam hari ia bertaubat dan bertagarub kepada Allah padahal ia tidak pernah berbuat dosa,
b) Sewaktu berdagang ia menjadi pedagang yang ulet dan jujur,
c) Sewaktu berperang ia berada di barisan yang terdepan,
d) Orang yang meminta tolong ditolongnya,
e) Orang yang meminta nasihat dinasehatinya,
f)  Tetangga yang sakit dikunjunginya,
g) Ia menjadi kepala rumah tangga yang baik sekaligus menjadi pemimpin masyarakat yang baik dan menjadi teman serta sahabat yang baik.
Kepribadian Rasulullah saw adalah sosok yang sangat sempurna, baik kejujurannya, kedisiplinannya, istiqamahnya, dan seluruh potensi lainnya, dimiliki oleh Rasulullah saw, sehingga ummat yang hidup pada masa Rasulullah saw selalu merasakan kedekatan dengan beliau, bahkan Rasulullah saw selalu mendahulukan kepentingan ummatnya daripada kepentingan dirinya sendiri.  Dikisahkan ketika suatu ketika beliau dihadiahkan secawan susu, namun rasulullah saw ketika itu memanggil Ibnu Mas`ud dan Abu Hurairah ra untuk membagikan susu tersebut kepada ahli shuffah yang hidup dalam keadaan kelaparan, namun mereka tetap bersabar untuk mencari ilmu bersama rasulullah saw, banyak ayat dan hadits yang menceritakan kelebihan ahli shuffah ini termasuk salah seorang dari mereka Abu Hurairah dan Abu Zar al-Ghifari dan lainnya.  Mereka-mereka inilah para penghafal hadits-hadits rasulullah saw, inilah keadaan mereka yang senantiasa mendapatkan perhatian dari Rasulullah saw.  Bagaimana dengan pemimpin kita hari ini yang terkesan lebih mengutamakan kemewahan mereka semata sementara masih banyak rakyat hari ini yang lebih menderita dan tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah kita.
Sebagai seorang utusan Allah SWT, sudah tentu Muhammad SAW. Menjadi penyebar ajaran-Nya kepada umat manusia. Kegiatan penyampaian wahyu dan ajakan beriman kepada Allah biasanya disebut dakwah. Beliau melaksanakan fungsi dakwah ini tidak kurang dari 23 tahun. Semakin bertambahnya jumlah pengikut Nabi, semakin keras tantangan dilancarkan kaum Quraisy, menurut Ahmad Syalabi, ada lima faktor yang mendorong orang Quraisy menentang seruan Islam itu :
(1) Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada Seruan Muhammad berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib. Yang terakhir ini tidak mereka inginkan.
(2) Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya. Hal ini tidak disetujui oleh kelas bangsawan Quraisy.
(3) Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat.
(4) Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat berakar pada bangsa Arab.
(5) Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.
C.      Risalah Islam
Risalah yaitu suatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagian di dunia dan akhirat. Secara harfiyah, risalah berasal dari bahasa Arab yang artinya pesan. Pembawa risalah disebut rasul, utusan, atau pembawa risalah. Dalam konteks agama (Islam), istilah risalah dimaknai sebagai kerasulan, yakni para pembawa pesan dari Allah SWT (wahyu). Jadi , risalah Islam adalah pesan-pesan Allah SWT yang terangkum dalam ajaran agama Islam sebagai panduan jalan bagi umat.
 Definisi Risalah :
a.)    Kamus lisanul arab
Rasail bentuk jama’ dari risalah yang berarti perlahan-lahan dalam berbicara, meneguhkan, pemahaman, lemah lembut tenpa mengangkat suara terlalu keras (berlebihan). Dan rosul adalah pembawa risalah.
b.)    Secara etimologis
Risaah berasal dari bahasa Arab yang artinya pesan pembawa risalah disebu t rosul atau utusan.
c.)    Secara terminologis
Risalah adalah pesan yang diturunkan allah swt kepada para utusannya (rosul) dalam kompleks islam, pesan dimaksudkan kalamullah berupa ayat-ayat Al-Qur’an yang menjadi sumber utama ajaran islam.
Risalah berarti tugas kerosulan, yaitu ajaran Allah swt. atau apa yang dibawa oleh rosul yang harus disampaikan kepada manusia. Risalah Muhammad berarti ajaran ajaran atau pesan yang dibawa oleh nabi. Oleh sebab itu risalah erat sekali hubungannya dengan kata rasul. Sedangkan yang dimaksud dengan arti Islam bagi manusia adalah fungsi agama islam bagi manusia dan masyarakat untuk kehidupan dunia sebagai persiapan kehidupan akherat.
Agama Islam adalah suatu supra sistem yang mengandung, antara lain:
1) System Aqidah atau keimanan dan keyakinan,
2) System syariah, yaitu sistem nilai dan norma yang mengandung ketentuan-ketentuan, perundang-undangan, peraturan bimbingan ajaran dan informasi,
3) Akhlak, atau pola perilaku yang didasarkan pada suatu sistem nilai dan norma Islam serta proses pembentukan ide atau konsep berpikir yang dapat melahirkan pola kegiatan interaksi dan bentuk-bentuk pranata sosial tertentu maupun karya budaya yang bersifat material dan konseptual.
D.      Tujuan Risalah Islam
            Tujuan yang ingin dicapai oleh risalah Islam adalah untuk membersihkan dan menyucikan jiwa, dengan cara mendekatkan diri kepada  Allah dan beribadah hanya kepada-Nya. Selain itu, Islam juga ditujukan untuk mengukuhkan hubungan antara sesama manusia serta menegakkannya dengan disertai rasa saling menyayangi, toleransi,  persamaan dan keadilan. Dengan demikian, kebahagiaan umat manusia dapat terwujud, baik di dunia maupun di akhirat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,” (Jumu’ah: 2)
Dalam kesempatan yang lain, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Al Anbiya’: 107 )

BAB III
KESIMPULAN

Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia tunduk, patuh, dan menyerahkan diri kepada hukum-hukum Allah. Beliau adalah figur islam yang patut dijadikan suri tauladan. Sosok pemimpin islam yang gigih memerangi kekafiran dengan cara halus tidak mengajarkan radikalisme. Ia selalu mendahulukan kepentingan umat dibanding kepentingan pribadi. Beliau juga termasuk Rosul yang mendapat muzizat yang kekal sepanjang masa yaitu kitab Al-Qur’an.

DAFTAR PUSTAKA

Muslim Al Atsari, Abu Isma’il “Nabi Muhammad manusia biasa”. 17 Nopember 2018. https://al-manhaj.or.id
Muhammad Nasib ar-Rifa’I, Kemudahan Dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 4cetakan kelima. Jakarta, Gema Insani. 2005
Sayyid sabiq, “Tujuan Risalah islam”. 17 Nopember 2018. http://www.syahida.com

0 on: "KEPRIBADIAN NABI MUAMMAD SAW. DAN RISALAH ISLAM"